Sebelum kita mengetahui
sejarah Linux, terlebih dahulu alangkah baiknya kita mengenal apa itu Linux.
Linux adalah nama yang diberikan kepada sistem
operasi komputer bertipe Unix. Linux merupakan salah satu
contoh hasil pengembangan perangkat lunak bebas dan sumber terbuka utama.
Seperti perangkat lunak bebas dan sumber terbuka lainnya pada umumnya, kode sumber
Linux dapat dimodifikasi, digunakan dan didistribusikan kembali secara bebas
oleh siapa saja.
Nama "Linux" berasal
dari nama pembuatnya, yang diperkenalkan tahun 1991 oleh Linus
Torvalds. Sistemnya, peralatan sistem dan pustakanya umumnya berasal dari sistem operasi GNU, yang diumumkan tahun 1983
oleh Richard Stallman. Kontribusi GNU adalah dasar
dari munculnya nama alternatif GNU/Linux. Linux sebagai program open
source yang gratis Salah satu yang membuat Linux terkenal adalah karena gratis.
Dengan lisensi GNU (Gnu Not Unix) Anda dapat memperoleh program, lengkap
dengan kode sumbernya (source code). Tidak hanya itu, Anda diberikan hak
untuk mengkopi sebanyak Anda mau, atau bahkan mengubah kode sumbernya.Dan itu
semua legal dibawah lisensi. Meskipun gratis, lisensi GNU memperbolehkan pihak
yang ingin menarik biaya untuk penggandaan maupun pengiriman program. Lisensi
lengkap dari GNU, dapat Anda baca di Lampiran III. Penerjemahan lisensi GNU ke
dalam Bahasa Indonesia, saat buku ini disusun masih dilakukan.
Linux telah lama dikenal untuk
penggunaannya di server,
dan didukung oleh perusahaan-perusahaan komputer ternama seperti Intel, Dell, Hewlett-Packard,
IBM, Novell, Oracle Corporation, Red Hat,
dan Sun Microsystems. Linux digunakan sebagai
sistem operasi di berbagai macam jenis perangkat
keras komputer. Termasuk komputer
desktop, superkomputer, dan sistem benam
seperti pembaca buku elektronik, sistem permainan
video (PlayStation 2, PlayStation 3
dan XBox),
telepon
genggam dan router. Para pengamat teknologi informatika beranggapan
kesuksesan Linux dikarenakan Linux tidak bergantung kepada vendor (vendor
independence), biaya operasional yang rendah, dan kompatibilitas yang
tinggi dibandingkan versi UNIX tak bebas, serta faktor keamanan dan
kestabilannya yang tinggi dibandingkan dengan sistem operasi lainnya seperti Microsoft
Windows. Ciri-ciri ini juga menjadi bukti atas keunggulan model pengembangan
perangkat lunak sumber terbuka (opensource software).
Sistem operasi Linux yang
dikenal dengan istilah distribusi Linux (Linux distribution)
atau distro Linux umumnya sudah termasuk perangkat-perangkat lunak pendukung
seperti server web,
bahasa pemrograman, basisdata,
tampilan
desktop (desktop environment). Seperti GNOME,KDE dan Xfce juga memiliki paket aplikasi perkantoran (office
suite). Seperti OpenOffice.org, KOffice,
Abiword,
Gnumeric
dan LibreOffice.
Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa Anda dapat memperoleh Linux tanpa harus membayar sama sekali. Jika Anda
harus membayar tiap kali instal perangkat lunak di lain komputer, maka dengan
Linux Anda dapat menginstalnya dimana saja tanpa harus membayar lisensi. Kebebasan
yang paling penting dari Linux, terutama bagi programmer dan administrator
jaringan, adalah kebebasan memperoleh kode sumber (source code) dan
kebebasan untuk mengubahnya. Ini berimplikasi pada beberapa hal penting.
Pertama keamanan, yang kedua dinamika.
Jika perangkat lunak komersial tidak
memperkenankan Anda untuk mengetahui kode sumbenya maka Anda tidak akan pernah
tahu apakah program yang Anda beli dari mereka itu aman atau tidak (sering
disebut security by obscurity). Hidup Anda di tangan para vendor. Dan
jika ada pemberitahuan tentang bug dari perangkat lunak komersial tersebut,
seringkali sudah terlambat. Dengan Linux, Anda dapat meneliti kode sumbernya
langsung, bersama dengan pengguna Linux lainnya. Berkembangnya pengguna Linux
sebagai komunitas yang terbuka, membuat bug akan cepat diketahui, dan secepat
itu pula para programmer akan memperbaiki programnya. Anda sendiri juga yang
menentukan kode yang cocok sesuai dengan perangkat keras maupun kebutuhan dasar
perangkat lunak lainnya untuk dapat diimplementasikan. Ibarat sebuah mobil,
Anda bisa memodifikasi sesukanya, bahkan hingga mesin sekalipun, untuk
memperoleh bentuk yang diinginkan.
Keterbukaan kode sumber juga
memungkinkan sistem operasi berkembang dengan pesat. Jika sebuah program dengan
sistem tertutup dan hanya dikembangkan oleh vendor tertentu, paling banyak
sekitar seribu hingga lima ribu orang. Sedangkan Linux, dengan keterbukaan kode
sumbernya, dikembangkan oleh sukarelawan seluruh dunia. Bug lebih cepat
diketahui dan program penambalnya (patch) lebih cepat tersedia.
Pendekatan pengembangan sistem operasi ini disebut Bazaar. Kebalikannya
sistem Chatedraal sangat tertutup dan hanya berpusat pada satu atau dua
pengembang saja.
Sebagai tambahan, Linux menyediakan
bahasa pemrograman gratis, lengkap dengan kompilernya, maupun program
pembantunya. Beberapa diantaranya adalah :
- ADA
- BASIC
- C
- C++
- Expect
- FORTRAN
- GTK,
untuk membuat aplikasi GUI di Linux
- PASCAL
- Phyton
- Skrip
Shell
- TCL
- Perl (The
Practical Extraction and Report Language), sering dipakai untuk
membuat skrip CGI di web.
SEJARAH LINUX :
Nama
Linux merupakan kombinasi unik antara nama penciptanya dan namasistem operasi
yang menjadi targetnya (UNIX). Semuanya berawal dari sebuahsistem operasi
bernama Minix. Minix dibuat oleh Profesor Andrew Tanenbaum.Minix adalah sistem
operasi mirip UNIX yang bekerja pada PC.
Torvald adalah
salah seorang mahasiswa di Universitas Helsinki yang
menggunakan
Minix. Walaupun cukup bagus, ia belum menganggap Minix memadai.
Kemudian
pada tahun 1991 ia membuat sistem operasi yang merupakan clone UNIX, yang
diberi nama Linux. Seperti halnya Minix, Linux tidak menggunakan kode apa pun
dari vendor UNIX komersial, sehingga Torvalds mendistribusikan linux di
internet secara bebas dan gratis.
Pada
Oktober 5 1991, Torvalds mengeposkan sistem operasinya di newsgroup
comp.os.minix. Ia mengumumkan bahwa source code Linux tersedia dan meminta
bantuan programmer-programmer lain untuk ikut mengembangkannya. Ketika itu
Linux masih setengah matang, sistem operasi ini hanya bisa menjalankan sedikit
perintah UNIX, seperti bash, gcc dan gnu-make. Saat Linux 1.0 diluncurkan pada
1994, sistem operasi ini telah cukup stabil dan memiliki banyak feature,
seperti preemptive multitasking (kemampuan untuk membagi sumber daya CPU untuk
banyak aplikasi) dan symmetric multiprocessing (kemampuan untuk membagi tugas
di antara banyak CPU). Linux bahkan memiliki maskotnya sendiri yang oleh
torvalds dijeaskan sebagai “seekor penguin yang menggemaskan dan ramah, yang
kekenyangan setelah makan banyak ikan hering”. Pada 1996, tim pengembangan
Linux yang ada diseluruh dunia mulai memberikan hasilnya. Tahun itu mereka
telah membuat versi Linux untuk sejumlah versi hardware, dari Atari ST sampai
Macintosh.
Linux
terus berkembang pesat, utamanya karena ada sejumlah distributor
(seperti RedHat,
Caldera, dsb) yang berkompetisi untuk berebut pangsa pasar. Oleh karena itu
dibentuk kelompok bernama Linux Standard Base. Kelompok ini bekerja untuk
memastikan bahwa beragam distribusi Linux yang ada tetap bisa menjalankan
aplikasi yang sama dan saling berinteroperasi. Saat ini ada tujuh distribusi
Linux paling terkenal, yaitu :
1.
RedHat
Linux, distributor paling populer di AS dan salah satu yang paling
mudah digunakan.
2.
Mandrake
Linux, distributor yang menambahkan update dan patch untuk
RedHat Linux.
3.
Caldera
Open Linux, distibrusi Linux dengan instalasi dan lingkungan
pengguna berbasis grafis yang bagus.
4.
Suse
Linux, distribusi Linux paling populer di Eropa yang juga
menyediakan perangkat instalasi dan
panduan berbahasa Indonesia.
5.
Slackware
Linux.
6.
Debian
GNU/Linux.
7.
TurboLinux,
distribusi Linux paling populer di Asia yang menyediakan dukungan untuk set
karakter khusus Asia.
Setahun
setelahnya, UNIX dapat dijalankan pada komputer PDP-11 yang memiliki memory 16
KB dan sebuah disk berukuran 512 KB. Pada waktu itu source codenya UNIX masih
ditulis dalam bahasa mesin (assembler). Kemudian pada tahun 1973, source code
UNIX ditulis ulang dalam bahasa C yang dibuat oleh Dennis Ritchie.Tujuan Mr.
Ritchie mengubah source code UNIX ke dalam bahasa C tak lain dan tak bukan
karena bahasa C didesain multiplatform dan bersifat fleksibel. Dengan
dirubahnya source code ke dalam bahasa C, maka UNIX dapat dikembangkan dan
dikompilasi ulang ke berbagai jenis komputer. Sejak saat itu dibuatlah berbagai
macam varian UNIX yang sengaja didesain untuk jenis komputer tertentu.
Setahun
kemudian, karena merasa UNIX sudah cukup matang, maka Thompson dan Ritchie
mempublikasikan sebuah paper tentang UNIX. Ternyata UNIX mendapat sambutan yang
sangat luar biasa dari lingkungan perguruan tinggi. Dan UNIX lah yang menjadi
sistem operasi favorit di lingkungan perguruan tinggi. Awalnya, sistem operasi
UNIX ini didistribusikan secara gratis di dunia pendidikan, namun setelah
banyak digunakan oleh korporasi industri dan bisnis (karena kehandalannya
menangani bidang jaringan (networking), UNIX akhirnya diperdagangkan dan
dipatenkan). Dalam perkembangan selanjutnya, UNIX dan varian-variannya yang
dikomersialkan menjadi suatu sistem operasi yang cukup mahal pada saat
itu(namun ada beberapa yang gratis karena dikembangkan dengan semangat
openSource), hal ini disebabkan karena kestabilan, mampu mengerjakan program
multitasking dan dapat digunakan oleh beberapa user secara bersamaan. Adapun
varian UNIX yang dikomersialkan dan populer karena kehandalannya seperti BSD
4.1 (1980), SunOS, BSD 4.2, SysV(1983), UnixWare dan Solaris 2(1988), dan
lainnya. Dan yang dikembangkan dengan semangat openSource atau free
diantaranya: FreeBSD, OpenBSD, NetBSD, Mnix, Hurd.
Kemudian Linus
dilahirkan di Helsinki, Finlandia pada tanggal 28 Desember 1969. Orang yang
disebut sebagai Bapak Linux(LINus UniX) ini, sudah mengenal bahasa pemrograman
pada umurnya yang ke 10. Saat itu ia sering mengutak-atik komputer kakeknya,
Commodore VIC-20. Karena hobinya dalam dunia komputing, 1988 Linus diterima di
Univerity of Helsinki dan pada tahun 1990, Linus memulai kelas pemrograman C
pertamanya. Pada tahun 1991, Linus tidak puas terhadap sistem operasi yang ada
pada PC pertamanya (MS-DOS atau Disk Operation System), OS buatanMicrosoft.
Linus lebih cenderung untuk menggunakan sistem operasi UNIX seperti yang
dipakai komputer milik universitasnya. Akhirnya ia mengganti sistem operasi
openSource Minix yang berbasiskan UNIX. Adapun Minix ini merupakan sistem UNIX
kecil yang dikembangkan oleh Andrew S. Tanenbaum, seorang professor yang
menggeluti penelitian masalah OS dari Vrije Universiteit, Belanda. Adapun Minix
ini digunakan untuk keperluan pengajaran dan pendidikan.
Namun Linus
merasa bahwa Minix masih memiliki banyak kelemahan. Dan mulai saat itu, di
usianya yang ke-23, Linus mulai mengutak-atik kernel Minix. Dan ia mulai
mengembangkan sistem yang kompatibel dengan IBM PC. Pada bulan Agustus 1991,
lahirlah Linux 0.01 hasil oprekan Linus, dan pada tanggal 5 Oktober 1991,
secara resmi Linus mengumumkan Linux 0.02 yang hanya dapat menjalankan BASH dan
gcc compiler. Selain itu, Linus juga mempublikasikan sistem operasi buatannya
tersebut lengkap dengan source codenya, yang ternyata disambut dengan sangat antusias
oleh para programmer dan developer di seluruh dunia agar dapat
didevelopbersama-sama.
Sampai saat ini,
Linux dibangun oleh berbagai macam komunitas dan jangan heran apabila banyak
sekali distro-distro Linux yang beredar. Mulai dari yang berbayar sampai yang
gratis, dari untuk pemula sampai tingkat lanjut, dan biasanya dengan banyaknya
distro Linux yang beredar akan membuat orang awam bingung untuk memilih distro.
Bayangkan, ada beratus-ratus distro yang tercipta atau bahkan beribu-ribu.
Namun perlahan tapi pasti, diantara distro-distro Linux ini ada yang menyamai
(atau bahkan) melebihi kemampuan dari Sistem Operasi keluarga raksasa
(Microsoft) dan dengan semakin mudahnya dan semakin lengkapnya dukungan Linux
pada hardware, besar kemungkinan Linux akan menjadi alternatif (atau bahkan
sistem operasi utama di dunia).
·
Macam- macam
linux :
1. Fedora Core 4
Pada semester pertama 2003, Red Hat
mengumumkan untuk tidak lagi menjual produk konsumennya secara terpisah, dan
melepasnya sebagai unit semi otonom yang diberi nama Red Hat Linux Project.
Proyek ini melanjutkan produksi versi konseumen, tapi kali ini sebagai produk
gratis yang melibatkan komunitas Linux.
Fedora Core adalah distro besutan
Red Hat Project setelah bergabung dengan Fedora Project, sebuah proyek
komunitas yang mengkhususkan diri membuat berbagai paket aplikasi untuk
dijalankan di Red Hat Linux.
Melihat sejarahnya, Fedora Core
jelas merupakan hasil evolusi dari Red Hat Linux yang berhenti di versi 9.
Karena hasil evolusi, Fedora Core memiliki penampilan, “rasa”, dan
fungsionalitas khas Red Hat Linux.
Fedora Core 4, dirilis tanggal 13
Juni 2005, adalah rilis terbaru dari Fedora Project yang menawarkan banyak
perbaikan dan feature baru dibanding versi pendahulunya. Fedora Core 4 memuat
semua update software terbaru, termasuk GNOME 2.10 dan KDE 3.4 yang semakin
cantik dan menunjang kinerja.
Fedora Core 4 dapat dibakar ke empat
keping CD atau sebuah DVD. Distro ini tidak menggunakan live CD dan harus
diinstall ke harddisk. Instalasi Fedora Core 4 mudah, dan tidak banyak berubah
dari rilis sebelumnya. Fedora menggunakan installer Anaconda yang berbasis
grafik sehingga mudah diikuti. Distro ini juga dapat bekerja dengan baik di
berbagai spesifikasi sistem tanpa perlu ngoprek di command line. Kabar baik
untuk para pengguna komputer Apple, Fedora Core 4 kini mendukung penuh
arsitektur CPU PowerPC, sehingga dapat dijalankan di prosesor Apple G3, G4,
bahkan G5. Dengan begitu, kini pengguna Apple memiliki alternatif sistem
operasi yang stabil selain Mac OS X.
2. Suse
SUSE Linux adl salah satu distro
Linux utama yg dibuat di Jerman. SUSE Linux aslinya merupakan terjemahan dlm
bhs Jerman dr Slackware. Perusahaannya sekarang ini dimiliki oleh Novel, Inc.
S.u.S.E adl singkatan dr kalimat dlm bhs Jerman “Software- und
System-Entwicklung” (“Perangkat lunak & pengembangan sistem”), tetapi
ada informasi tdk resmi yg mengatakan bahwa S.u.S.E dihubungkan dgn ilmuwan
komputer Jerman Konrad Zuse.
SUSE LINUX termasuk distro yang
paling dihormati sebagai penyedia solusi dan teknologi unggul di dunia sistem
operasi open source. Distro asal Jerman ini memiliki tim developer terbesar di
dunia yang telah banyak berjasa mengangkat nama SUSE sebagai solusi Linux
paling lengkap saat ini. Pada tahun 2003, SUSE LINUX resmi diakuisisi oleh
Novell, Inc.
SUSE Linux Professional (SLP) 9.3
adalah sebuah distro sistem operasi desktop yang mengundang decak kagum saat
dicoba. Distro ini memiliki semua aplikasi Linux yang kemungkinan besar
dibutuhkan oleh semua orang. Berbagai aplikasi itu kemudian disajikan dengan
pilihan antarmuka KDE Atau GNOME yang terbaru.
Yang perlu diingat adalah sejak awal
adalah SUSE LINUX punya reputasi sebagai distro yang bukan diperuntukkan buat
pengguna awam. Jadi, jangan mengharapkan distro ini akan semudah Xandros atau
Linspire. Tidak perlu takut untuk mencobanya mengingat lengkapnya dokumentasi
yang tersedia untuk distro ini, hanya saja distro ini mungkin lebih tepat untuk
developer, seorang power user, atau seseorang yang tertarik untuk mencoba
sampai sejauh mana desktop Linux dapat digunakan.
Sebagai distro Linux high-end, SLP
9.3 dapat dijalankan di Pentium berkecepatan rendah dengan memory minimal 128MB
dan ruang harddisk 500MB. Tentu saja yang disarankan adalah prosesor minimum
Pentium 1GHz, memory 256MB, dan harddisk 2,5GB.
3. Ubuntu 5.04
Ubuntu mengambil namanya dari bahasa
Afrika Kuno. Menurut situs Ubuntu (www.ubuntulinux.org), nama Ubuntu bermakna
“kemanusiaan bagi sesama”. Distro ini lahir dari keinginan para pengembang
Linux untuk menyajikan sebuah distro Linux yang mudah dipakai, handal,
berkualitas, dan gratis. Ubuntu dapat dipakai baik untuk mesin yang berfungsi
sebagai server maupun sebagai komputer desktop. Distro ini juga mendukung aneka
prosesor yang ada di pasaran seperti Intel x86, AMD64, dan PowerPC.
Proyek Ubuntu (Ubuntu Project)
disponsori oleh Canonical Ltd. Para peminat Ubuntu bisa memesan CD Ubuntu dalam
jumlah yang mereka inginkan secara gratis dengan cara mengunjungi situs Ubuntu.
Namun, para peminat Ubuntu juga bisa melakukan download file image Ubuntu
(dalam bentuk file .iso) dengan cara mengunjungi alamat
www.ubuntulinux.org/download/. Berhubung Ubuntu didistribusikan dalam dua CD,
pastikan Anda mendapatkan atau men-download file image yang sesuai dengan
keperluan. Sebagai informasi, versi install CD merupakan distro Ubuntu yang
dikhususkan untuk dipasang dalam harddisk. Sementara versi Live CD merupakan
distro Ubuntu yang dikhususkan untuk dijalankan secara langsung via CD-ROM
tanpa perlu di-install lagi ke dalam harddisk.
Ubuntu 5.04 Hoary Hedgehog merupakan
versi terbaru sistem operasi ini. Sistem operasi ini membutuhkan komputer
dengan spesifikasi prosesor dari keluarga x86 (Intel 486, Pentium, Pentium II,
III, dan 4), AMD, atau VIA (dahulu Cyrix), kartu grafis VGA dengan kedalaman 256
warna atau lebih tinggi, RAM 128MB atau lebih tinggi, sebuah CD-ROM drive, dan
ruang harddisk sekitar 1 gigabyte atau lebih tinggi (jika akan dipasang dalam
harddisk). Spesifikasi ini merupakan kebutuhan dasar untuk menjalankan modus
grafis dalam Ubuntu. Jika pengguna lebih suka dengan modus teks, spesifikasi
komputer yang diperlukan bisa lebih rendah lagi daripada spesifikasi tersebut.
berarti “aku adl aku krn keberadaan
kita semua”. Tujuan dr distribusi Linux Ubuntu adl membawa semangat yg
terkandung di dlm Ubuntu ke dlm dunia perangkat lunak. Ubuntu saat ini
mendukung berbagai arsitektur komputer spt PC (Intel x86), PC 64-bita (AMD64)
4. Knoppix 3.8
Knoppix boleh dikatakan sebagai
pelopor Live CD, yakni sistem operasi yang bisa langsung dijalankan dan dipakai
tanpa instalasi. Sistem operasi ini dirintis oleh sekumpulan programer dan
pengguna Linux dari Jerman. Menurut situs resminya di http://knoppix.com/,
Knoppix bisa dipakai sebagai sistem siap pakai untuk keperluan sehari-hari,
untuk kepentingan edukasi dan demo produk di sekolah atau perguruan tinggi,
atau sebagai perkakas untuk perbaikan (recovery). Dengan menggunakan metode
dekompresi secara on the fly, sebuah CD berkapasitas sekitar 700MB bisa dipakai
untuk menjalankan sistem Linux lengkap berkapasitas 2 gigabyte.
Berbeda dengan Ubuntu yang
mengandakan Gnome sebagai antarmuka grafisnya, Knoppix menggunakan KDE versi
3.32 sebagai antarmuka grafis default-nya. Dalam hal versi, distro ini hanya
memiliki satu file image untuk di-download, yakni versi Live CD. Jika pengguna
ingin memasang Knoppix ke dalam harddisk-nya, mereka bisa memanfaatkan perkakas
yang telah disediakan dalam versi tersebut. Saat ini, versi terbaru Knoppix
adalah 4.0. Sayangnya, pada saat artikel ini ditulis, versi ini baru tersedia
untuk bahasa Jerman dan dikemas dalam sekeping DVD. Sementara untuk bahasa
Inggris, versi terbaru Knoppix adalah 3.9.
Knoppix dapat dipasang dalam
komputer dengan spesifikasi prosesor berbasis Intel atau kompatibelnya (486
atau lebih tinggi), RAM berkapasitas sekitar 128MB untuk menjalankan modus
grafis dengan KDE dan aneka aplikasi perkantoran, sebuah CD-ROM drive tipe
IDE/ATAPI/USB/SCSI/Firewire), sebuah kartu grafis standar VGA, mouse dengan
konektor PS/2, serial, atau USB, dan harddisk berkapasitas 1GB atau lebih
tinggi (jika akan dipasang dalam harddisk). Jika pengguna hanya ingin
menjalankan Knoppix dalam modus teks, kebutuhan RAM dan harddisk tentu saja
akan lebih rendah daripada spesifikasi tersebut.
5. PC Linux OS
PCLinuxOS adalah distro Linux yang
lahir pada musim panas 2003 dan awalnya dikembangkan dari Mandrake (sekarang
Mandriva) 9.2. Saat itu Mandrake masih menggunakan kernel versi 2.4, devfs, dan
XFree86. Dalam dua tahun ini, telah berevolusi menjadi sebuah distro yang sama
sekali baru sebagaimana Mandriva berkembang meninggalkan akar RedHatnya.
PCLinuxOS Preview 9 yang terbaru telah menggunakan Kernel 2.6.11-oci11 yang
bekerja sempurna dengan desktop KDE 3.4.1. KDE 3.4.1 sendiri memanfaatkan
backend hal/dbus untuk memudahkan automounting perangkat seperti usb key,
cdrom, kamera, dan scanner.
PCLinuxOS disebarkan dalam bentuk
live CD. Ini berarti Anda tidak perlu meng-install PCLinuxOS ke dalam harddisk.
Cukup masukkan CDnya dan boot dari CDROM. Dalam waktu sekitar lima menit ,Anda
sudah dapat menggunakannya. PCLinuxOS akan meng-uncompress data dari CD sambil
jalan sehingga Anda dapat menikmati berbagai program yang berukuran sekitar 2
gigabyte. PCLinuxOS akan berjalan di memori dan memungkinkan Anda untuk
mengakses seluruh komputer, membakar CD, menyimpan ke harddisk, menikmati
hiburan digital atau berselancar di web. Live CD berarti portabilitas alias
membawa lingkungan sistem yang sudah Anda kenal dengan baik kemanapun anda
pergi.
6. Linux Xnuxer
Masih ingat Dani Firmansyah? Pria
bernama alias Xnuxer ini sempat membuat heboh karena mengubah tampilan situs
resmi KPU saat Pemilu. Juli lalu, Dani mengumumkan peluncuran distro Linux
hasil oprekannya. Distro yang menurut Dani dikerjakan sendirian selama 7 hari 7
malam itu diberi nama Xnuxer Linux versi 1. Distro ini disebarkan dalam bentuk
live CD yang dapat dijalankan tanpa instalasi.
Xnuxer Linux dibangun di atas
fondasi distro Debian Sarge 3.1 dan Knoppix 3.9. “Konsep yang diaplikasikan di
Xnuxer Linux adalah membuat Linux bisa digunakan dengan mudah oleh end-user
dengan mempercantik tampilan KDE tanpa mengurangi kinerja” begitu dipaparkan
oleh Dani.
Harapan Dani sepertinya tercapai.
Anda dapat menikmati sendiri KDE dengan penampilan yang berbeda dari biasanya.
Lebih sederhana dan membuat Linux terlihat mudah. Mereka yang sudah terbiasa
dengan Windows kemungkinan besar tetap “merasa di rumah” saat mencoba Linux
Xnuxer.
7. Mandrake 10.0
Mandrake merupakan salah satu
ditribusi Linux bahkan yang pertama menerapkan konsep sistem operasi dengan
antarmuka grafis yang sangat “bersahabat” dengan penggunanya.
Proyek distribusi Linux ini
sebenarnya sudah dimulai Mandrake sejak tahun 1998. Dengan konsentrasi
pengembangan Linux yang lebih mudah, Mandrake telah mengubah momok
“menyeramkan” Linux yang awalnya penuh dengan konfigurasi rumit menggunakan
perintah baris menjadi distribusi Linux yang menawarkan lebih banyak kemudahan.
Perubahan serta penambahan beberapa
feature baru terus dilakukan Mandrake dari waktu ke waktu. Bahkan untuk
menandainya, Mandrake mengubah keseluruhan nama distribusi menjadi Mandriva.
Hingga kini nama Mandriva digunakan sebagai kelanjutan pengembangan distribusi
Linux Mandrake.
Versi distribusi Linux terakhir yang
dirilis oleh Mandriva adalah 10. Masih bercirikhas kemudahan antarmuka pengguna
yang dimiliki distribusi Mandrake terdahulu, Mandriva 10 juga dibekali dengan
Linux kernel 2.6.3.
Instalasi distribusi Linux yang satu
ini terbilang sangat mudah. Sebelum Mandrake dikembangkan, pengguna yang akan
menginstall Linux diharuskan mengerti setidaknya cara mengkompilasi kernel
Linux dan modul yang terkait dengan kernel tadi. Terkadang proses ini memakan
waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Hal ini disadari oleh beberapa pengembang
distibusi Linux lain seperti RedHat dan Suse. Mereka mulai mengembangkan sebuah
antarmuka instalasi linux.
Berangkat dari sanalah Mandrake
kemudian mengembangkan antarmuka instalasi yang lebih baik. Penataan informasi
serta langkah-langkah instalasi dikemas sedemikian sehingga tidak terlihat lagi
kerumitan instalasi Linux yang sesungguhnya.
0 komentar:
Posting Komentar