Persimpangan jalan adalah suatu daerah umum dimana dua atau lebih ruas jalan saling bertemu atau berpotongan yang mencakup fasilitas jalur jalan dan tepi jalan, dimana lalu lintas dapat bergerak didalamnya. Persimpangan ini adalah merupakan bagian yang terpenting dari jalan raya sebab sebagian besar dari efisiensi, kapasitas lalu lintas , kecepatan, biaya operasi, waktu perjalanan, keamanan dan kenyamanan akan tergantung pada perencanaan persimpangan tersebut. Setiap persimpangan mencakup pergerakan lalu lintas menerus dan lalu lintas yang saling memotong pada satu atau lebih dari kaki persimpangan dan mencakup juga pergerakan perputaran. Pergerakan lalu lintas ini dikendalikan berbagai cara, bergantung pada jenis persimpangannya.
Pada persimpangan ini menjadi titik pertemuan arus yang berbeda arah dan berbeda kecepatan sehingga menjadikan persimpangan seabagi sebuah titik yang paling rawan terjadinya permasalahan lalu lintas seperti kemacetan, kecelakaan. Untuk mengendalikan konflik ini ditetapkan aturan lalu lintas untuk menetapkan siapa yang mempunyai hak terlebih dahulu untuk menggunakan pesimpangan.dan antrian kendraan sebagai akbibat waktu tunda yang harus dialaminya pada saat menungggu giliran untuk jalan. Pertemuan arus yang berbeda tersebut dalam istilah traffic engineering atau ilmu rekayasa lalu lintas disebut dengan titik konflik.
Dari sifat dan tujuan gerakan didaerah persimpangan, dikenal beberapa bentuk alih gerak yaitu:

  1. Diverging (memisah)
Divering adalah peristiwa memisahnya kenderaan dari suatu arus yang sama kejalur yang lain

  1. Merging (menggabung)
Merging adalah peristiwa menggabungnya kendaraan dari suatu jalur ke jalur yang lain

  1. Crossing (memotong)
Crossing adalah peristiwa perpotongan antara arus kenderaan dari satu jalur ke jalur yang lain pada persimpangan dimana keadaan yang demikian akan menimbulkan titik konflik pada persimpangan tersebut.

  1. Weaving (menyilang)
Weaving adalah pertemuan dua arus lalu lintas atau lebih yang berjalan menurut arah yang sarna sepanjang suatu lintasan dijalan raya tanpa bantuan rambu lalu lintas. Gerakan ini sering terjadi pada suatu kenderaan yang berpindah dari suatu jalur kejalur lain misalnya pada saat kenderaan masuk kesuatu jalan raya dari jalan masuk, kemudian bergerak kejalur lainnya untuk mengambil jalan keluar dari jalan raya tersebut keadaan ini juga akan menimbulkan titik konflik pada persimpangan tersebut.

Titik Konflik Pada Persimpangan

Persimpangan pada suatu jaringan jalan, dibuat agar pengguna jalan baik pengendara kendaraan bermotor maupun pejalan kaki dapat bergerak dalam arah yang berbeda dan pada waktu yang bersamaan. Dengan demikian yang menjadi karakteristik dari persimpangan yaitu munculnya konflik yang berulang sebagai akibat dari pergerakan tersebut.

Berdasarkan sifatnya konflik yang ditimbulkan oleh pergerakan kendaraan dan keberadaan pedestrian dibedakan 2 type yaitu :
v  Konflik primer, yaitu konflik yang terjadi antara arus lalu lintas yang saling memotong
v  Konflik sekunder, yaitu konflik yang terjadi antara arus lalu lintas kanan dengan arus lalu lintas arah lainnya dan atau lalu lintas belok kiri dengan para pejalan kaki.
Pada dasarnya jumlah titik konflik yang terjadi dipersimpangan tergantung beberapa faktor antara lain:
1 Jumlah kaki persimpangan yang ada
2. Jumlah lajur pada setiap kaki persimpangan
3. Jumlah arah pergerakan yang ada
4. Sistem pengaturan yang ada

Ada dua jenis/macam persimpangan jalan dilihat dari perencanaannya yaitu :
a. Pertemuan/persimpangan Jalan Sebidang
b. Pertemuan/persimpangan jalan tidak sebidang (simpang susun)

PERSIMPANGAN JALAN SEBIDANG

Persimpangan sebidang adalah persimpangan dimana berbagai jalan atau ujung jalan masuk persimpangan mengarahkan lalu lintas masuk ke jalan yang dapat berlawanan dengan lalu lintas. Jumlah jalan Simpang sebidang tidak boleh melebihi dari 4 buah, sebab demi kesederhanaan dalam perancangan dan pengoperasian. Hal ini untuk membatasi jumlah titik konflik dan membantu pengemudi untuk mengamati keadaan. Jika terdapat volume lalu lintas belok kiri dan kanan yang besar, maka perlu penambahan jalur yang dapat diperoleh dengan cara pelebaran (Widening), yaitu salah satu bentuk pelebaran jalan, baik pada arus yang mendekat, arus prioritas maupun arus memotong dibutuhkan perencanaan yang lebih lengkap.
Pada persimpangan sebidang menurut jenis fasilitas pengatur lalu lintasnya dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1.      Simpang bersinyal (signalised intersection)
adalah persimpangan jalan yang pergerakan atau arus lalu lintas dari setiap pendekatnya diatur oleh lampu sinyal untuk melewati persimpangan secara bergilir.
2.      Simpang tak bersinyal (unsignalised intersection)
adalah pertemuan jalan yang tidak menggunakan sinyal pada pengaturannya.
Simpang jalan pada pertemuan sebidang sangat potensial untuk menjadi :
1.      Titik pusat konflik lalu lintas yang saling bertemu.
2.      Penyebab kemacetan karena perubahan kapasitas.
3.      Tempat terjadi kecelakaan.
4.      Konsentrasi kendaraan dan penyeberangan jalan.
Pada persimpangan sebidang ini, pada awal peralihan akan terbentuk kanal. Sebagai perangkat lalu lintas, kanal merupakan bagian yang menyatu dengan persimpangan dengan fungsi sebagai berikut :

1.      Mengarahkan kendaraan pada lajur yang tersedia, untuk menghindari kecelakaan.
2.      Arus lalu lintas diberi sudut tertentu (75˚-105˚, dengan maksud selain untuk mengurangi kecelakaan, juga mengurangi jarak dan waktu kendaraan yang berpapasan, sehingga tidak terjadi konflik.
3.      Memaksa pengendara agar tetap pada arah yang disediakan, pada sudut arah dan kecepatan pada arus utama.
4.      Mengontrol kecepatan kendaraan yang akan masuk persimpangan sehingga mau tidak mau pengendara akan mengurangi kecepatan kendaraannya.
5.      Terjaganya fungsi larangan atas sesuatu tindakan, misalnya berbelok kesuatu arah, walaupun tanpa kehadiran piranti kontrol.
6.      Menyediakan fasilitas berbelok bagi pengendara yang berpapasan.
7.      Memisahkan titik-titik arus lalu lintas, sehingga pengendara dapat secara cepat, mengambil keputusan arah mana yang akan diambil.
8.      Dapat dijadikan tempat pemasangan lampu lalu lintas atau tanda lalu lintas.

Lebar kanal disesuaikan dengan jari-jari lengkung dan kendaraan rencana. Dalam hal ini kanal dipisahkan dari jalur lalu lintas utama dengan pulau, diperlukan daerah bebas 50 cm, disebelah kanan dan kiri kanal yang digunakan untuk bahu jalan, saluran samping, dan letak pulau lalu lintas.

PERSIMPANGAN JALAN TIDAK SEBIDANG

Persimpangan tidak sebidang adalah persimpangan dimana dua ruas jalan atau lebih saling bertemu tidak dalam satu bidang tetapi salah satu ruas berada diatas atau dibawah ruas jalan yang lain. Pertemuan tidak sebidang dirancang bila volume lalu lintas yang melalui suatu pertemuan sudah mendekati kapasitas jalan-jalannya, maka arus lalu lintas tersebut harus bisa melewati pertemuan tanpa terganggu atau tanpa berhenti, baik itu merupakan arus menerus atau merupakan arus yang membelok sehingga perlu diadakan pemisahan bidang ( Grade sparation ) yang disebut sebagai simpang tidak sebidang ( Interchange ). Pada pertemuan tidak sebidang ini ada kemungkinan untuk membelok dari jalan yang satu kejalan yang lain dengan melalui jalur-jalur penghubung ( ramp ).

Simpang Susun (Interchange)
Jalur-jalur jalan dalam daerah interchange bisa digolongkan sbb:

v  Jalur Utama (Main Lane)
Jalur utama adalah merupakan jalur untuk arus lalu lintas yang utama, arus mana bisa menerus , bisa juga membelok baik kekiri maupun kekanan.

v  Collector & Distributor road
Collector & Distributor road adalah satu atau lebih jalur yang dipisahkan, teapot sejajar dan searah dengan jalur utama, pada jalur mana kenderaan masuk, atau dari jalur mana kenderaan keluar dari suatu arah utama tanpa mengganggu arus alalu lintas dijalur utama tersebut pada ujung-ujungnya jalur ini disatukan kembali dengan jalur utamanya setelah melalui jalur perlambatan /percepatan.

v  Jalur penghubung ( Ramp)
Jalur penghubung ( Ramp) adalah jalur yang berfungsi untuk membelokkan kenderaan dari satu jalan kejalan lain. Sesuai dengan kegunaannya ramp ini dibagi atas tiga macam yaitu :
Ø  Hubungan langsung ( Direct)
Jenis ini kenderaan ddapat berbelok langsung kearah tujuan sebelum titik pusat pertemuan.
Ø  Hubungan setengah langsung ( Semi direct)
Kenderaan dalam menuju arah tujuan melewati atau mengelilingi titik pusat pertemuan dahulu dan memotong salah satu arus lain secara tegak (hubungan setengah langsung).
Ø  Hubungan tidak langsung (Indirect)
Kenderaan berbelok kearah berlawanan dahulu, dan baru memutar sekitar dua ratus tujuh puluh derajat.

v  Pertemuan tidak sebidang bercabang empat
Simpangan ini dapat dibagi atas 5 golongan yaitu :

  1. Diamond
Type ini dipakai apabila suatu jalan utama memotong suatu jalan lokal , type ini juga merupakan yang paling sederhana , tetapi harus diusahakan supaya jalan keluar dan masuk keinterchange ditandai dengan jelas untuk menghindari kekeliruan.

  1. Clover Leaf ( Daun Semanggi )
Sistem ini biasanya dipakai pada perpotongan dua jalan utama, Untuk perpotongan jalan utama dan jalan lokal bisa digunakan clover leaf tidak lengkap ( partial clover leaf).

  1. Rotary
Sistim ini adalah merupakan peningkatan dari rotary biasa ( sebidang ) yang hanya mempunyai kemampuan terbatas. Fungsi bundaran adalah untuk menampung lalu lintas yang akan membelok sehingga arus-arus yang menerus tidak terganggu.

  1. Directional Interchange
Apabila arus lalu lintas pada interchange yang hendak membelok kekanan cukup besar , maka hubungan-hubungan indirect tak bisa dipakai lagi karena terhambat oleh gerakan weaving ( khusus untuk arus yang akan membelok kekanan ). Pada directional interchange, daerah weaving ditiadakan dengan membuat belokan kekanan secara semi direct ataupun direct sebagai akibatnya diperlukan banyak bangunan jembatan sehingga biayanya relatif lebih mahal.

  1. Kombinasi beberapa macam
Sistem ini adalah merupakan kombinasi dari type-type diatas. 

FACEBOOK COMMENTS